Warung Bebas

Friday 13 July 2012

SEPUTAR KLIMAKTERIUM

 


1.      PENGERTIAN
Klimakterium dimulai dari akhir fase reroduksi sampai awal fase senium.
Masa ini adalah suatu jangka waktu dimana wanita menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon-hormon oleh indung telur. Masa klimakterium meliputi masa premenopause, menopause, pasca menopause dan ooforopause. Periode ini berlangsung beberapa tahun, kadang-kadang sampai lebih dari 10 tahun, antara usia 40 sampai 65 tahun.
Premenopause adalah masa 4 sampai 5 tahun sebelum menopause yang ditandai dengan adanya keluhan klimakterium dan erdarahan yang tidak teratur.
Menopause artinya berhenti haid, terjadi dalam masa klimakterium pada usia sekitar 50 tahun.
Pascamenopause adalah masa 3 – 5 tahun setelah menopause
Ooforopause adalah saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya.

2.      PROSES TERJADINYA KLIMAKTERIUM
Menopause terjadi karena habisnya folikel (sel telur) pada indung telur. Jumlah sel telur ketika seorang wanita dilahirkan adalah ± 733.000 dan jumlah ini terus berkurang selema masa kanak-kanak dan masa reproduksi. Pada usia 39 – 45 tahun jumlah sel telur kira-kira 10.900.
Pada setiap siklus haid sebanyak 10 – 15 sel telur akan dipersiapkan untuk berkembang, tetapi umumnya hanya 1 folikel yang akan berkembang pesat dan mengalami ovulasi (pelepasan sel telur dari folikel indung telur). Sisanya dan juga sebagian besar sel telur akan mengalami hambatan perkembangan, pengisutan dan penyerapan. Dengan demikian proses pemusnahan folikel berlangsung cepat. Semakin sedikit folikel yang berkembang semakin berkurang pembentukan hormon estrogen dan progesteron.
Selain itu, kekuatan atau kelenturan alat kelamin luar (vagina dan vulva) menurun, demikian juga jaringan alat tubuh lainnya yang berada di bawah pengaruh hormon estrogen. Pada umumnya menopause terjadi antara umur 45 – 50 tahun. Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia (kekurangan sel darah merah) dan tuberkulosis. Selain itu menopause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi.

3.      TANDA-TANDA AWAL PADA MASA KLIMAKTERIUM
1. Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur,biasanya datang   interval   waktu lebih lambat atau lebih awal dari biasanya.
2. Haid yang keluar banyak sekali atau sangat sedikit.
3. Muncul gangguan vasomotoris berupa penyemitan atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah.
4. Merasa pusing-pusing saja; disertai sakit keala terus menerus.
5. Berkeringat tidak hentinya.
6. Neuralgia atau gangguan/sakit saraf dan lain-lain.

4.      KELUHAN PADA KLIMAKTERIUM
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan pada masa klimakterium :
§ Penurunan fungsi indung telur yang berkaitan dengan perubahan kesimbangan hormonal
§ Pengaruh sosial,budaya,ekonomi dan lingkungan dapat mempengaruhi keadaan gizi,kesehatan, dan taraf pendidikan
§ Faktor psikologik, termasuk hubungan interpersonal dengan suami,anggota keluarga dan masyarakat sekitar 
Berdasarkan penelitian pada tahun 1980 terhada 1000 wanita usia klimakterium di Inggris. Dalam penelitian sebanyak 16% dari wanita tersebut tanpa keluhan, 62% diantaranya merasakan adanya gejolak rasa panas (rona merah / hot flushes) tetapi umumnya tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Ternyata hanya 10-15% dari wanita-wanita tersebut memerlukan pengobatan.


Sebaran keluhan pada wanita usia 45 – 54 tahun
    Mudah tersinggung
    Cepat lelah / rasa lelah
    Depresi
    Sakit kepala
    Gejolak rasa anas
     Pelupa
     Berat badan naik
     Sukar tidur
     Sakit persendian/ punggung

    Berdebar-debar
    Air mata berderai
     Sukar buang air besar
     Sakit bila berkemih
     Nafsu seksual menurun
     Gangguan haid
     Pusing hebat (vertigo)
     Keringat banyak
     Nyeri pinggang
      Kesemutan

Keluhan vasomotor berupa gejolak rasa panas,keringat banyak dan berdebar-debar sering terjadi pada wanita usia klimakterium. Gejolak rasa panas adalah rasa panas yang tiba-tiba yang berasal dari dada dan menjalar ke leher, muka dan dahi, atau kadang-kadang menjalar ke seluruh tubuh. Gejolak rasa panas ini berlangsung selama 1-2 menit dan sering diikuti dengan keringat banyak pada dahi, muka dan dada.
Keluhan rasa lelah / lemah bukan merupakan keluhan khas wanita masa klimakterium apabila keluhan ini sangat menonjol, sebaiknya dicari penyebab yang lain seperti penyakit kurang darah (anemia), kencing manis (diabetes melitus), tuberkulosis, gangguan embuluh darah dan lain-lain.
Di negara-negara yang sudah maju,menopause cenderung terjadi pada usia yang lebih tua berkat tingginya taraf sosial ekonomi,pendidikan,gizi dan kesehatan. Selain itu,dalam masyarakat, dimana peristiwa menopause dianggap layak,wanitanya akan memperlihatkan gejala-gejala yang lebih sedikit. Bagi kebanyakan wanita,menopause menunjukkan sesuatu yang berakhir.




5.        PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK PADA KLIMAKTERIUM
a.       Organ reproduksi
   Saluran telur tuba mengalami penipisan ada selaut lendir dan akhirnya rambut getar yang berfungsi menyalurkan sel telur atau hasil pembuahan akan menghilang
    Rahim (uterus) mengecil dan endometrium (selaput rahim) atrofi (menipis)
    Leher rahim (serviks) organ ini mengkerut hingga berselubung dengan dinding vagina, selurannya memendek dan menyempit
    Liang sanggama (vgina) elastisitasnya berkurang,lipatan-lipatan menghilang, dinding menipis, mengalami kekeringan sehingga mudah mengalami perlukaan
    Vulva akan kehilangan jaringan lemak dan mengakibatkan pengurangan lipatan bibir kemaluan dan berkurangnya tonjolan
    Jaringan dasar panggul mengalami atrofi. Hilangnya tonus ketegangan otot dalam keadaan istirahat dan elastisitasnya dapat menyebabkan prolapsus uterovaginal 9turun peranakan)
   Korpus perineum dan lubang dubur (anus) menjadi atrofi , lemak sekitarnya hilang. Tonus otot lingkar anus hilang pula sehingga terjadi   inkontinensia alvi (tidak dapat mengendalikan/ menahan buang air besar)
   Dinding kandung kemih  mengalami atrofi, aktivitas kendali ototnya hilang pula, infeksi mudah terjadi. Keluhan dapat berupa sering berkemih, susah berkemih atau tidak dapat menahan untuk berkemih.
   Payudara menajdi datar dan kendur. Putting susu menjadi kecil dan kurang erektil, pigmentasinya juga berkurang

b.   Organ pencernaan
Terjadi perubahan pada kerja usus halus dan besar. Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat. Kemampuan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus dan besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi (sembelit).

c.   Organ muskuloskeletal
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid. Tulang mengalami dekalsifikasi (pengapuran) artinya kalsium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang.
Osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh sehingga mudah terjadi patah tulang, nyeri punggung, dan lain-lain. Patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. Tercatat 85% wanita mengalami hal ini, paling sering terjadi sekitar 10 tahun setelah menopause.
Proses menua pada persendian, terutama sendi penopang berat badan memberikan gejala dini berupa nyeri serta kaku sendi setelah istirahat.

d.   Organ cardiovaskular
Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya estrogen, menurunnya pengeluaran hormon paratiroid. Hubungan emosi dengan sistem ini menimbulkan jantung mudah berdebar. Meningkatnya hormon FSH dan LH dan rendahnya estrogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher, dan tengkuk menimbulkan rasa panas yang disebut “hot flushes”. Badan terasa panas. Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan penyakit jantung koroner.
Permulaan penyakit hipertensi juga banyak terjadi selama masa klimakterium.
Selain itu dapat juga terjadi hiperkolesterolemia (peninggian kadar kolesterol dalam darah) dan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah)

e.       Lain-lain
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit:
   Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor.
   Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.
    Otot bawah kulit muka mengendor sehingga jatuh dan lembek.
    Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
   Kenaikan berat badan ringan terjadi pada kurang lebih 29% wanita klimakterium, penyebaran lemak terutama ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah, dan lengan atas.Terjadi virilisasi yaitu menurunnya tanda/sifat feminim dan terjadinya maskulinisasi akibat perubahan hormonal

6.   MASALAH-MASALAH YANG SERING TERJADI PADA MASA KLIMAKTERIUM
1.      Osteoporosis (tulang keropos)
Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan jaringan tulang yang dapat meningkatkan risiko terjadinya patah tulang (fraktur). Patah tulang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki. Menurut statistik, sebanyak 85% wanita mengalami osteoporosis pada usia sekitar 10 tahun setelah menopause. Osteoporosis berhubungan langsung dengan turunnya fungsi ovarium seorang wanita. Selain itu, kepadatan suatu tulang akan berkurang dengan bertambahnya usia.
Patah tulang akibat osteoporosis sering terjadi pada tulang belakang, tulang paha dan tulang ergelangan tangan. Selain itu tulang dada dan tulang pinggul juga mudah sekali mengalami osteoporosis.
Faktor risiko yang dapat menimbulkan osteoporosis adalah :
  Rasial
  Meningkatnya usia wanita
  Wanita gemuk
  Operasi pengangkatan ovarium pada usia muda
  Kebiasaan hidup (perokok, peminum alkohol, kurang olahraga, makan-makanan yang sedikit mengandung kalsium, peminum kopi)
  Penyerapan kalsium oleh usus berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh : kekurangan vitamin D, jarang kena sinar matahari dan lain-lain
  Kekurangan estrogen
  Riwayat penyakit tulang

Kejadian osteoporosis dapat ditegakkan dengan memperhatikan usia dan adanya gejala-gejala berupa :
  Rasa nyeri pada sendi-sendi yang besar
  Rasa kaku ada tulang-tulang seperti tulang punggung
  Setiap gerakan (seperti berjalan) dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga kurangi kelincahan berjalan.

Diagnosis untuk osteoporosis dapat ditegakkan dengan melakukan foto sinar X pada tulang lumbal, tulang pergelangan tangan dan tulang paha. Oleh karena osteoporosis disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, maka pengobatan dengan hormon estrogen merupakan satu-satunya cara untuk menghentikan pengaruh buruk yang disebabkan oleh  proses tersebut.
Pemberian estrogen yang dimulai sejak usia pramenopause akan menurunkan angka kejadian patah tulang sebesar 50 – 60%. Wanita yang gemuk sering mengalami osteoporosis, sehingga diperlukan pula usaha menurunkan berat badan, misalnya olah raga berjalan kaki ± 3.5 km/hari. Sudah dapat dipastikan bahwa semua wanita usia klimakterium kehilangan kalsium. Untuk mencegah kehilangan kalsium diperlukan makanan yang banyak mengandung kalsium (susu 1 liter/hari) atau pemberian kalsium oral 1000 – 1500 mg/hari. Pemberian estrogen akan meningkatkan penyerapan kalsium dari usus dan mengurangi kehilangan kalsium dari ginjal.

2.      Masalah kejiwaan pada klimakterium
1.   Berat ringannya keluhan dalam masa klimakterium dipengaruhi o0leh    
      keadaan sebagai berikut :
  penurunan aktivitas indung telur
  pengertian sosio-budaya dan lingkungan
  penerimaan psikologik
untuk dapat mengerti dan menangani wanita pada masa klimakterium ini, maka perlu diketahui jenis keluhan yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi oleh perubahan hormonal.
Selama ini terdapat berbagai pendapat dari para ahli tentang sejauhmana masa klimakterium mempegaruhi masalah kejiwaan dan sebaliknya, tetapi mereka sepakat bahwa pada masa ini keluhan kejiwaan memang akan sering dialami seorang wanita yang tergantung pada prinsipnya tentang menopause.

7.   Usia klimakterium tidak mengakibatkan timbulnya penyakit kejiwaan, tetapi diketahui bahwa usia ini terjadi peningkatan keluhan – keluhan kejiwaan seperti :
§  Rasa lelah dan semangat yang menurun
§  Pusing dan sakit kepala
§  Sukar tidur
§  Apatis dan merasa hidup tidak berarti lagi
§  Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi
§  Rasa hidup tertekan / depresi
§  Rasa tegang dan cemas
§  Perubahan nafsu seksual
§  Sesak napas
§  Suasana kejiwaan yang berubah-ubah

8.  Secara psikologik banyak perubahan yang terjadi pada masa klimakterium ini seperti :
§  Berhentinya haid dan berhentinya masa subur seorang wanita yang dapat berarti bebasnya sang wanita dari ketakutan akan kehamilan serta keharusan memakai pembalut wanita. Tetapi ini dapat pula diartikan sebagai berhentinya fungsi sebagai wanita.
§  Pada masa ini biasanya keluarga telah mapan, suami telah mencapai kedudukan tertentu di masyarakat, anak-anak telah dewasa dan mulai mandiri. Hal ini mengakibatkan tersisanya banyak waktu bagi sang wanita untuk memperhatikan diri sendiri. Keadaan seperti ini dapatmenimbulkan rasa tidak dibutuhkan oleh keluarganya. Tetapi dapat terjadi suami sakit-sakitan atau meninggal dunia dan sang wanita dihadapkan pada masalah tekanan – tekanan kejiwaan atau stres baru.
§  Pada pria, menjadi tua adalah suatu kehormatan dan merupakan suatu keadaan yang ditunggu-tunggu. Wanita sering dinilai dari kecantikannya dan kelompok wanita pun menyesuaikan diri dengan anggapan tersebut, sehingga menjadi tua sering diartikan kehilangan penamilan yang menarik. Pada lingkungan dimana wanita dinilai dari kecantikan dan kemudaannya maka masa klimakterium adalah masa yang tidak dikehendaki kehadirannya. Sedangkan pada lingkungan dimana menjadi tua berarti makin dihormati maka masa ini adalah masa yang ditunggu-tunggu kehadirannya.
§  Perubahan fisik pada wanita, menipisnya epitel (termasuk menipisnya epitel vagina) akibat perubahan hormon kewanitaan, mengakibatkan secara fisik menjadi kurang menarik dibandingkan saat masih muda. Hal ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri serta hubungan seksual dengan suami. Pengertian suami pada masa seperti ini menjadi sangat penting. Pengertian umum yang tidak teat bahwa masalah seksual adalah bukan masalah yang patut dibicarakan pada pasangan berumur mempersulit reaksi seksual ini.

            Mengingat bahwa setiap individu adalah unik (berbeda antara satu dengan yang lain), maka dapat diduga bahwa penyesuaian diri dan besarnya reaksi terhadap usia klimakterium adalah khas bagi tiap wanita. Beberapa ahli psikologi mempunyai kesimpulan sementara yang dikemukakan berdasarkan data mengenai siklus menstruasi dan menopause, bahwa kadar estrogen yang tinggi mempunyai hubungan dengan suasana hati yang positif. Sedangkan kadar estrogen yang rendah berhubungan dengan suasana hati negatif. Secara psikologis wanita dalam usia klimakterium berada dalam suatu tahap mental yang bisa disebut sebagai tantangan untuk mengadakan reorganisai dari kepribadiannya.

9.  Tanggapan atau reaksi seorang wanita terhadap datangnya masa klimakterium ini dapat dibagi atas beberapa cara yaitu :
a.       Reaksi pasif : secara pasrah sang wanita menerima hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Biasanya ditemukan pada wanita yang berpendidikan rendah dan tinggal di daerah pedesaan.
b.      Reaksi neurosis : reaksi yang ditimbulkan oleh penolakan yang keras akan datangnya masa klimakterium ini, dan ditandai dengan timbulnya keluhan-keluhan seperti rasa cemas, rsa tertekan / depresi dan mudah tersinggung.
c.       Reaksi hiperaktif : reaksi penolakan dewngan seolah-olah mengabaikan datangnya masa klimakterium ini dengan cara meningkatkan perhatian pada pekerjaan dan hobi serta tak setuju pada keluhan wanita-wanita lain
d.      Reaksi adekuat : reaksi wajar yang diberikan oleh wanita yang memasuki masa klimakterium ini dialami oleh sebagian besar wanita. Hal ini dapat terjadi secara efektif pada wanita yang emosionalnya sehat. Keluhan psikologik berupa sifat mudah tersinggung, rsa depresi atau rendah diri, rasa takukt, gugup, dan gangguan emosional lainnya lebih mudah terjadi pada wanita dengan emosi yang labil. Apabila pengendalian diri pada masa ini tidak dapat diatasi, akan mudah terjadi gangguan kepribadian (psikologik) yang lebih berat sampai terjadinya gangguan kejiwaan (psikiatrik) dan memerlukan pengobatan.

10. Seksualitas
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi karena hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telah lanjut.
Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat diatasi dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen maupun berupa krim vagina.
Konsultasi dan meminta nasihat dokter merupakan cara terbaik. Masalah utama yang menyebabkan wanita tidak mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Para wanita ini timbul rasa takut, gelisah, tegang sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan yang serupa kadang-kadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriuut dan badan lemah sehingga berpikir tidak perlu lagi hubungan seks, padahal pendapat ini tidak dapat dibenarkan.
Hubungan seks sangat memegang peranan dalam hubungan sebagai suami istri. Setiap masalah yang timbul akan menyebabkan keretakan dalam rumah tangga. Dalam memecahkan masalah-masalah seerti ini, sebaiknya dicari orang ketiga dan mencoba mengemukakan semua masalah yang ada.




0 comments em “SEPUTAR KLIMAKTERIUM”

Post a Comment