Warung Bebas

Friday 13 July 2012

PERNIKAHAN DAN KELUARGA SEHAT

A.   

        Konsep Pernikahan Sehat
Perkawinan merupakan jawaban bagi masalah kekosongan eksistensial manusia. Orang dapat saling memberi dan menerima cinta secara eksklusif. Setiap pasangan berpeluang untuk bersama-sama mengembangkan diri menjadi pribadi yang sehat dan matang.
Pada dasarnya manusia terpanggil untuk hidup berpasang-pasangan. Manusia dapat menemukan makna hidupnya dalam perkawinan. Sebagian orang menganggap bahwa perkawinan membatasi kebebasannya, tetapi bagaimanapun sebagian besar dari kita dapat mengakui bahwa perkawinan memberikan jaminan ketenteraman hidup.
Crooks & Baur dalam bukunya, Our Sexuality (1990), menyebutkan beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk melanjutkan hidupnya dalam lembaga perkawinan. Alasan-alasan tersebut adalah:
1.      Untuk memberikan suatu bentuk perasaan yang sifatnya menetap tentang bagaimana memiliki seseorang dan menjadi milik seseorang serta perasaan dibutuhkan orang lain.
2.      Keyakinan bahwa kedekatan dan kepercayaan dalam perkawinan dapat membawa suatu bentuk hubungan yang lebih kaya dan mendalam sifatnya.
3.      Untuk dapat melakukan dan mendapatkan hubungan seks yang sifatnya legal dan wajar secara norma sosial.
4.      Harapan bahwa mereka akan semakin memahami kebutuhan pasangannya,dan hubungan yang tercipta semakin harmonis seiring dengan semakin dalamnya pengetahuan akan pasangannya. Hal ini jelas tidak cukup didapatkan bila dilalui hanya dalam konteks hubungan percintaan saja (date relationship).
5.      Mendapatkan beberapa keuntungan secara keuangan dan hukum yang bisa diperoleh dalam pernikahan.

·                                 Langkah-lagkah Perencanaan Pernikahan Sehat
1.      Menunda Pernikahan
Alasan yang mengemuka antara lain:
·         belum menemukan orang yang cocok
·         belum mengenal pasangan secara mendalam
·         takut mengganggu karier yang sedang dibangun
·         masih menjadi tulang punggung-keluarga dan belum siap membagi tanggung jawab lebih untuk orang selain keluarga
·         masih ingin bebas, masih ingin menikmati kesendirian
·         belum merasa mapan secara ekonomi
·         belum siap secara mental
·         lain lain
Banyak hal yang dapat menjadi alasan atau pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk menikah. Alasan pertama dan kedua dapat dikatakan sebagai alasan yang mendasar karena perkawinan sebagai relasi yang intim memang seharusnya dilandasi kecocokan dan saling pengertian antarpasangan.Dua alasan tersebut lebih banyak berkaitan dengan masa depan emosi cinta. Tanpa itu, hubungan sulit diharapkan dapat berhasil. Sementara itu, alasan ketiga dan seterusnya sifatnya sangat subjektif: ukurannya  berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Dengan kata lain, alasan-alasan tersebut masih dapat ditawar.
2.      Mantapkan Keputusan
Mengingat banyaknya sisi positif dari perkawinan, bagi yang masih ragu-ragu untuk melangkah ke jenjang perkawinan. berikut disajikan saran-saran sesuai dengan alasannya yang menyebabkan keraguannya untuk menikah.
Jika merasa belum mengenal pasangan secara mendalam, yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan setiap kesempatan yang ada (misalnya melalui pertemuan-pertemuan) untuk saling mengenal lebih dalam kelebihan kekurangan pasangan. Jangan membuang waktu hanya untuk bersenang-senang.
Bagi yang takut bahwa pernikahan akan menghalangi pencapaian karier yang diangan-angankan (terutama bagi wanita), lebih baik pikiran itu dibuang jauh-jauh. Diskusikan dengan calon pasangan, dan tetapkan komitmen masa depan karier masing-masing, bagaimana mengaturnya agar dapat diwujudkan bersama.
Bayangkan bahwa karier akan lebih nyaman untuk dijalani dengan dukungan pasangan. Dukungan pasangan adalah salah satu dukungan sosial (social support) terbaik dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. Di sisi lain, jika masih menjadi tulang punggung keluarga, tentu dapat menunggu  sebentar sampai ada anggota keluarga (misalnya adik) yang dapat mandiri dan bersama-sama berbagi beban dan tanggung jawab.
3.      Partunangan
Ada sebuah cara yang lazim dilakukan untuk lebih mengikat fisik dan terutama hati pasangan serta belajar lebih siap mehghadapi pernikahan, yaitu dengan melaksanakan pertunangan (engagement).
Pertunangan sering juga dilakukan untuk melicinkan jalan suatu pasangan menuju ke gerbang pernikahan. Namun, ada suatu fakta yang dikemukakan oleh Benokraitis (1996), yaitu pasangan Octavio Gullen dan Adriana Martinez dari Meksiko yang menghabiskan waktu selama 67 tahun dalam ikatan pertunangan dan memastikan satu dengan yang lainnya adalah orang yang tepat sebelum menikah.
Dalam semangat religius, pernikahan adalah sesuatu yang sacral, menikah adalah ibadah. Kenapa harus menghindarinya? Segala ketakutan dan trauma masa lalu (jika ada) akan terhapus melalui tangan waktu dan kebahagiaan yang menanti di balik optimisme. Saat berpacaran masing-masing individu sebaiknya belajar untuk menjadi lebih dewasa, dan saat menikah proses belajar tersebut terus berlanjut dan memasuki tahap yang lebih tinggi.

 

·         Kunci Pernikahan yang Sehat dan Langgeng

*Komunikasi
Yang dimaksud bukan sekadar berbicara, tapi juga mendengarkan. Bila Anda sudah mulai malas mendengarkan pasangan berbicara, berarti Anda telah kehilangan komunikasi.Tunjukkan sikap yang baik dalam berkomunikasi, yaitu mendengarkan pasangan berbicara sampai selesai, sebelum Anda mengutarakan pendapat Anda sendiri. Ingat, perkawinan adalah timbal-balik di antara dua orang. Semua pihak ingin punya kesempatan berbicara dan hak untuk didengar.
*Kejujuran
Banyak pasangan mengaku, kejujuranlah yang membuat perkawinan mereka bertahan lama. Memang, mengakui dengan jujur kesalahan dan kekhilafan, tak jarang pahit didengarkan, tapi kejujuran akan menyelamatkan hubungan.
* Saling Menghargai
Hubungan perkawinan yang sukses memandang pasangannya sederajat (equal). Jalani perkawinan dengan saling menghargai satu sama lain.
* Saling Percaya
Jangan menghabiskan pikiran untuk terus-terusan tegang dan curiga pada pasangan. Jika suami terlambat pulang dengan alasan lalu-lintas macet, buat apa selalu menjadikannya
bahan kecurigaan. Janganlah kecurigaan kecil menjadi ancaman dalam perkawinan.
* Pasangan Adalah Teman
Jadikan pasangan Anda sebagai teman saat suka dan duka, sebab cinta yang awet membutuhkan persahabatan, bukan sekadar emosi.
* Humor
Percintaan yang diselingi humor akan menyejukkan suasana. Jangan ragu untuk tertawa bersama pasangan, termasuk menertawakan hal-hal yang remeh sekalipun.
* Kompromi
Apa yang Anda inginkan darinya dan apa yang dia inginkan dari Anda, perlu dikompromikan untuk mencapai keseimbangan. Seringkali ada hal kecil yang harus dikorbankan untuk memperoleh kebahagiaan.
* Saling Memaafkan
Hubungan perkawinan tak akan langgeng bila salah satu pihak menyimpan dendam. Berilah maaf, jangan menyimpan dendam.
* Cinta
Tumbuhkan perasaan cinta pada pasangan, karena sampai kapan pun, manusia hidup butuh dicintai dan mencintai.
* Doa
Mohonlah berkah dan kemurahan hati-Nya agar cinta dan perkawinan Anda selalu berjalan mulus dan langgeng.
·         Tes Kesehatan Pra nikah
Tes kesehatan pranikah ialah tes kesehatan yang dilakukan oleh pasangan calon suami istri . Tes ini sangat penting dilakukan, karena dengan tes kesehatan pranikah kita dapat :
1.    Mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan anda, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi(kehamilan dan keturunan).
2.    Memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangannya .
3.    Mengantisipasi penyakit yang nantinya  dapat membahayakan pasangan dan keturunanya.
Selain itu juga tes ini dapat mendukung tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. 


Kapan Tes Dikakukan?
    Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilakukan pernikahan.  Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. 
Tes Pra Nikah yang direkomendasikan:
1. Tes infeksi menular seksual (IMS)
     Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis. Perempuan sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin daripada pria. Karena alat kelamin perempuan berbentuk V yang seakan "menampung" virus. Sedangkan alat kelamin pria tidak bersifat "menampung" dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu pasangan menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai sembuh.
  1. Tes Rhesus
Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan.  Jika seorang perempuan (Reshus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin.
  1. Penyakit keturunan
Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino. Misalnya suami membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan yang sama-sama membawa sifat ini, pernikahan tidak harus dihentikan. Hanya saja perlu disepakati ingin punya anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, ya risikonya nanti si anak jadi albino. Atau memilih tidak punya anak. Pernikahan tidak harus tertunda dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah solusi atau pencegahannya.
  1. Chek Kesuburan
Jika pasangan ingin segera punya anak, perlu menjalani konseling pra nikah. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dengan tujuan agar kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik.  Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya. Antara lain status ekonomi (bekerja atau tidak bekerja) dan suasana di lingkungan keluarga. Termasuk perilaku-perilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat-obatan psikotoprika.Selain itu, perlu juga dievaluasi risiko yang bersifat individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan. Antara lain usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.











B. Konsep Keluarga Sehat

1. Definisi

Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga adalah:
·               Unit terkecil masyarakat
·               Terdiri atas dua orang atau lebih
·               Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
·               Hidup dalam satu rumah tangga
·               Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
·               Berinteraksi diantara anggota keluarga
·               Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing
·               Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2. Stuktur Keluarga
Stuktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya:
  • Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
  • Matrilineal adalah  keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
  • Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
  • Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
  • Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan keluarga, dan beberapa sanak keluarga yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan suami astir.
Ciri-ciri keluarga ;
1.      Diikat dalam suatu tali perkawinan
2.      Ada hubungan darah
3.      Ada ikatan batin
4.      Ada tanggung jawab masing-masing anggot keluarga
5.      Ada pengambilan keputusan
6.      Kerjasama diantara anggota keluarga
7.      Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8.      Tinggal dalam suatu rumah
Ciri-ciri keluarga Indonesia :
1.      Suami sebagai pengambil keputusan
2.      Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3.      Berbentuk monogram
4.      Bertanggug jawab
5.      Pengambil keputusan
6.      Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7.      Ikatan kekeluargaan sangat erat
8.      Mempuyai semangat gotongroyong

Pola kehidupan keluarga Indonesia ;
1.      Daerah pedesaan
a.       Tradisional
b.      Agraris
c.       Tenang
d.      Sederhana
e.       Akrab
f.       Menghormati orang tua
2.      Daerah perkotaan
a.       Dinamis
b.      Rasional
c.       Konsumtif
d.      Demokratif
e.       Individualis
f.       Terlibat dalam kehidupan politik
Ciri-ciri stuktur keluarga ( menurut Anderson Carter)
1.            Terorganisir: saling berhubungan, saling ketergantungan antar anggota keluarga.
2.            Ada keterbatasan: setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga memiliki keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya  masing-masing.
3.            Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.


  1.  Tipe/Bentuk Keluarga
  • Keluarga inti (Nuclear Fmily), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
  • Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
  • Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
  • Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian dan kematian.
  • Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
  • Keluarga Kabitas ( Cahabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (exstenden family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dan adat istiadat yang kuat.

4. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
  • Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
  • Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ibu.
  • Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
·         Peranan Ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnyaserta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
·         Peranan Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
·         Peranan Anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut:
1.            Fungsi Biologis
·         Untuk meneruskan keturunan
·         Memelihara dan membesarkan anak
·         Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
·         Memelihara dan merawat keluarga
2.            Fungsi Psikologis
·         Memberikan kasih sayang dan rasa aman
·         Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
·         Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
·         Memberikan identitas keluarga
3.      Fungsi Sosialisasi
·         Membina sosialisasi pada anak
·         Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
·         Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4.      Fungsi Ekonomi
·         Mencari sumber-sumber penghasilan untuk membentuk kebutuhan keluarga
·         Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
·         Menabung untuk kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang
5.      Fungsi Pendidikan
·         Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
·         Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang untuk memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
·         Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
1.            Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman , kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya
2.            Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual
3.            Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.


7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut Duvall sebagai berikut:
  • Tahap pembentukan keluarga; tahap ini dimulai dari pembentukan keluarga, yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga
  • Tahap menjelang kelahir anak; tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebahagiaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan
  • Tahap menghadapi bayi; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtua
·   Tahap menghadapi anak prasekolah; pada tahap ini anak sudah mengetahui dan mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan, karena tidak mengetahui man yang bersih dan yang kotor. Dalam fase ini sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah menanamkan norma-norma kehidupan, agama, sosial dan budaya
  • Tahap menghadapi anak sekolah; dalam tahap ini tugas keluarga adalah mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak
  • Tahap menghadapi anak remaja; tahap ini adalah tahap yang rawan, karena dalam tahap ini anak mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan orangtua dengan anak perlu diperhatikan dan dikembangkan
  • Tahap melepas anak ke masyarakat; setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memenuhi kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
  • Tahap berdua kembali; setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan mengakibatkan depresi dan stes
  • Tahap masa tua; tahap ini mulai pada tahap lanjut usia, dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini
8. Tugas-Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :
·         Pemeleliharaan isi keluarga dan para anggotanya
·         Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
·         Pembagian tugas masing-masig angotanya sesuai kedudukannya masing-masing
·         Sosialisasi anggota keluarga
·         Pegaturan jumlah anggota keluarga
·         Pemelliharaan ketertiban anggota keluarga

·         Penempatan aggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
·         Pembangkitan dorongan dan semangat para anggota keluarga

0 comments em “PERNIKAHAN DAN KELUARGA SEHAT”

Post a Comment